Sabtu, 27 Maret 2010

Kekacauan (Sudut pandang orang ketiga pelaku utama)

Pada malam hari (26 Maret 2010) kira-kira pukul 21.00 waktu Indonesia bagian tengah. Rifqi yang sendirian di kamarnya sedang mengerjakan tugas blog yang diberikan oleh guru TIK-nya (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dengan kondisi kamar yang sunyi, terkunci, dan terang akibat lampu yang menyala. Tidak sadar, Rifqi telah mengerjakan tugas TIK-nya hingga larut malam sekitar pukul 00.00 waktu Indonesia bagian tengah. Karena bosan, Rifqi mulai me-minimize-kan Google Chrome-nya. Rifqi menggerakkan mousenya ke arah 'Parampaa' (sebuah game yang lumayan menguras otak) setelah bermain cukup lama, akhirnya Rifqi sampai di level yang tak bisa ia lolosi. Dengan perasaan kecewa, Rifqi mulai menutup parampaa-nya dan mulai menyalakan TV. ketika memutar Channel RCTI, TPI, dan Global TV, Rifqi kaget karena ketiga channel tersebut menyiarkan siaran yang sama. Akhirnya Rifqi sadar kalau malam itu adalah malam 'Panasonic Gobel Award 2010' dengan cepat Rifqi turun dari kursinya dan duduk melantai menyaksikan Panasonic Gobel Award 2010. Pada penghujung acara, akhirnya Panasonic Gobel Award 2010 telah selesai. Rifqi melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai dan mulai mengetik lagi. Rifqi sadar kalau kuota (daya akses Internet) modemnya masih banyak. Segera dia mendownload lagu-lagu yang dia inginkan, dia antaranya Ipang - Sekali Lagi, Ipang - Tak Ada Gantinya, Ipang - Ada Yang Hilang. Tidak sadar waktu sudah menunjukkan 01.30 waktu Indonesia bagian tengah. Rifqi mulai lelah dan perlahan dia matikan komputernya dan tak memakan waktu lama, ia tertidur dengan pulas di tempat tidurnya. Pukul 06.00 pagi, ia masih saja tertidur lelah di tempat tidurnya. Hingga pukul 08.30 dia baru teringat akan tugasnya yang harus dikumpul pukul 09.00 waktu Indonesia bagian tengah di sekolah secepatnya. Bergegas ia bangun menyalakan komputernya dan langsung mem-burning tugasnya pada sebuah kaset kosong. Selesai mandi dan berpakaian waktu telah menunjukkan pukul 09.05 WITA. Tak sarapan hanya minum teh 1/4 gelas, ditancapkanlah secepat kilat gas motornya menuju ke sekolah yang sebentar lagi ia tinggalkan. Di depan gerbang kompleks-nya, ia tersadar kalau ban motornya bocor. Dan dengan membuang rasa malu, Rifqi meminjam motor temannya dan meminta tolong untuk menitip sebentar motornya di rumah temannya, kebetulan waktu itu temannya sedang libur. Ditancapkan kembali secepat kilat gas motor temannya menuju sekolahnya. Di tengah jalan, ternyata ada sweeping (Razia Polisi) terpaksa Rifqi harus memutar jalan yang lebih jauh agar tidak terkena Razia. Sampailah Rifqi di sekolahnya yang sebentar lagi ia tinggalkan (Amin) dia kaget ternyata hanya sedikit sekali siswa yang datang , bahkan itupun 1/4 dari teman kelasnya sendiri. Ketika Rifqi bertanya keberadaan Pak Sudirman (guru TIK-nya) ternyata gurunya itu belum datang. Kecewa tentu ada dibenak Rifqi saat itu. Tak berselang lama datanglah Sabda (teman Rifqi) seketika datang pula Ashabul. Setelah bercerita cukup lama, Ashabul lapar dan mengajak Rifqi dan Sabda untuk makan. Karena Rifqi juga yang belum sarapan, akhirnya tanpa pikir panjang ia menerima ajakan Ashabul untuk makan. Berangkatlah ia ke Bakso pinggir selokan. Setelah makan, ia kembali ke sekolah dan bertemu Adnan dan Hemas yang sudah lebih dulu mengumpulkan tugas mereka. Setelah kumpul tugas, Pak Hasanuddin (guru Elektro) memanggil Rifqi, Ashabul, dan Sabda. Pak Hasanuddin menyuruh Rifqi, Ashabul, dan Sabda untuk mengatur bangku dan meja yang akan dipakai untuk Ujian Nasional nanti. Sungguh letih badan Rifqi waktu itu, apalagi ia dalam kondisi kurang tidur. Setelah selesai mengatur bangku dan meja, ia memutuskan untuk istirahat sebentar di Sekolah. Ashabul pulang lebih awal dan tak berselang lama, Sabda pun juga pulang. Sendirilah Rifqi di Sekolahnya. Sebenarnya ia sudah mau pulang, tapi ia tak berani pulang dalam keadaan ngantuk. Stamina sedikit terisi di tubuh Rifqi, ia kemudian pulang dengan motor temannya. Sampai di jalan Cendrawasih, mata Rifqi perlahan bergerak naik-turun dan konsentrasi-nya kacau, sehingga dia oleng membawa motor. Di depan kompleks Tentara jalan Baji Ateka (terus lagi dikit) karena oleng membawa motor, Rifqi kemudian jatuh karena kehilangan keseimbangan. Dengan jantung yang berdetak sangat-sangaaaattt cepat, yang ada dipikiran Rifqi waktu itu hanya takut kalau ia tak bisa ikut UN dan motor temannya rusak. Setelah ada seorang tukang becak yang bertanya 'Nd papa jeko dek ? bisa jeko berdiri' Rifqi hanya menganggukkan kepalanya dan ia ditopang oleh tukang becak yang telah menolongnya dan entah yang siapa yang ada disebelah kirinya ikut menopang, orang tersebut menggunakan helm dan ada kunci motor bergantung ditangan kanannya yang menyilangi belakang leher Rifqi. Setelah melihat lebih jelas kunci motor tersebut, ternyata itu kunci motor teman Rifqi yang mempunyai gantungan boneka 'SpongeBob'. Perasaan Rifqi mulai tenang mengetahui motor temannya aman tapi masih belum mengetahui kondisi motornya. Setelah masuk ke sebuah rumah yang menurut Rifqi warung, Rifqi disuguhi air putih dan pelan-pelan ibu pemilik warung mengoleskan obat merah di luka Rifqi sekitar lutut, dan telapak tangannya. Luka di lutut Rifqi sudah sejak beberapa hari yang lalu, tapi karena jatuh luka itu makin parah dan agak melebar lagi. Untung saja waktu itu Rifqi memakai sweater, sehingga ia tak terkena luka dibagian tangan, cuma dibagian telapak tangan saja dan permukaannya. Rifqi bersyukur karena berpikir masih bisa mengikuti UN (amin). Setelah waktu menunjukkan pukul 12.30 Rifqi mulai bergegas pulang dan tak lupa ia berterima kasih kepada orang-orang yang menolongnnya, disitu perasaan Rifqi sangat malu kepada orang sekitarnya. Rifqi juga tak sempat berterima kasih kepada orang yang meopangnya selain tukang becak yang menggunakan helm. Ketika Rifqi memeriksa motor temannya, ternyata tak rusak tapi ada sedikit lecet dibagian kiri motornya. Rifqi akhirnya pulang dan mengembalikan motor temannya, dengan rasa menyesal ia bercerita semuanya kepada temannya tentang apa yang dialami motornya, namun teman Rifqi cuma mengecek lecetnya, dan bilang 'nd papanya ji deh, tenang mko' perasaan Rifqi langsung tenang dan mengulangi permintaan maafnya. Sampai ia jalan menuju rumahnya sambil mendorong motornya yang bocor tersebut. Sesampainya di rumah, Rifqi masih belum bisa cerita dan untung luka Rifqi tidak terlalu nampak sehingga tidak terlalu keliatan kalau habis jatuh. Ketika berada di kamar Rifqi di lantai 2, Rifqi langsung baring lagi karena capek dan tidurlah dia sampai pukul 17.30. SELESAI :)))

2 komentar:

Pages